Tuesday, May 29, 2007

Koreksi Arah Kiblat

Tepat di hari Senin 28 Mei 2007, segenap anggota CASA (Club Astronomi Santri Assalaam) melakukan koreksi bersama atas arah qiblat di lokasi PPMI Assalaam. Tempat-tempat yang digunakanuntuk menentukan arah kiblat masing-masing: Masjid Assalaam, kantor Assalaam, Wisma Assalaam, RuangTamu, Lapangan Basket Putri dan Rayon Putri, serta Depan Gelora Asalaam (depan Prasasti).

Upaya ini dilakukan sebagai wujud kepedulian CASA kepada nilai-nilai syar’i di lingungan PPMI Assalaam, khususnya dalam melaksanakan ibadah yang disayari’atkan menghadap kiblat. Dari data yang kita dapatkan, bahwa masjid Asslaam yang sudah menjadi sentral ibadah penghuni Assalam dan warga sekitar, arah kiblatnya masih mengalami kesalahan sekitar 20 derajat dari arah yang sekarang berlaku. Hasil kerja anak-anak yang hobi astronomi ini segera dikonfirmasikan ke pihak Pondok, via Pembimbing CASA. Namun karena konfirmasi sebatas lisan,maka jawaban pihak Pondok pun kurang memberikan respon dalam arti akan merubah dan membetulkan arah kiblatnya Masjid. Disamping kepedulian ilmu yang amali semacam ini, saya yakin tidak hanya di Pondok Assalaam, namun dimanapun, mayoritas Ummat Islam…ya yang penting ikuti saja yang sudah ada.

Setahu saya, orang yang beramal tanpa ada dasar ilmu, akan ditolak. Maka walau anak-anak CASA meminta saya berorasi di mimbar dengan harapan seluruh santri dan jama’ah menjadi faham adanya, saya pikir upaya melakukan koreksi secara kolosal dan disaksikan banyak orang yang melintas area koreksi arah kiblat sudah cukup memanggil dan mendakwahkan misi ini. Namun selebihnya tetap saja kembali kepada kepedulian atas ilmu dan amal. Berawal dari Niat, gitulah kira2…Ber-Ilmu yang Amaliyah, dan Ber-Amal yang Ilmiah, moga2 amal kita diterima dan diridloi-Nya

Berikut beberapa gambar saat dilakukan pengambilan data arah kiblat pada saat matahari tepat di titik Zenit Ka'bah 28 Mei 2007 sare yang lalu.



Gambar di atas adalah Anggota CASA (santriwan kelas X MA) sesaat setelah Istiwa A'dham dan menemukan arah kiblat di pojok selatan Masjid Jami' PPMI Assalaam. Perhitungan CASA, arahnya masih kurang ke utara sekitar 15-20 derajat.





Gambar di atas adalah Anggota CASA (santriwan kelas X MA) saat menunggu detik2 Istiwa A'dham) di depan Wisma Assalaam bagian pojok utara.






Gambar di atas adalah Anggota CASA (santriwan kelas X MA) usai menentukan arah kiblat versi Istiwa A'dham dan menggambarkan arah kiblat di depan Prasasti Assalaam.





Gambar di atas adalah Anggota CASA (santriwan kelas X MA) saat menjelang Istiwa A'dham di depan Kantor Assalaam.





Gambar di atas adalah Anggota CASA (dan santriwati anggota Perkisa) setelah Istiwa A'dham dan menemukan arah kiblat di lapangan Basket.





Gambar di atas adalah Anggota CASA (santriwan kelas X MA) sesaat setelah Istiwa A'dham dan menemukan arah kiblat di depan Ruang tamu Putri PPMI Assalaam.

Semoga karya dan sumbangsih CASA kali ini membawa manfaat, khususnya bagi anggota CASA sendiri, dan umumnya warga PPMI Assalaam. Di tempat lain, para asatidz yang sempat menerima edaran dari CASA juga melakukan koreksi atas arah kiblat masjid di lingkungan masing-masing.

Cara lain menentukan arah Qiblat:
1. Qibla Locator On Line, atau
2. Qibla Via Google Earth.

Wa'allahu 'Alamu...[+]

Labels:

Thursday, May 24, 2007

Koreksi Bersama

Pada Senin, 23 Mei 2007 saya diundang Kepala Madrasah Aliyah untuk melakukan koreksi bersama hasil Ujian Akhir Sekolah MA tingkat Kab. Sukoharjo. Soal Fisika terdiri atas 40 soal pilihan ganda dan 5 soal essay.

Dari 40 soal pilihan ganda, Bu Kikit menentukan bahwa ada 9 soal yang tidak valid. Akhirnya saya mengoreksi hanya 31 soal. Selanjutnya dari 5 soal essay ada dua soal yang tidak valid. Bahkan kunci jawaban untuk nomor satu saja salah. Wah payah...masak tiap tahun, selalu ada ralat atau minimal banus dari kita..mbuat soal kok sepertinya kurang serius...

Ya...tugas saya sebagai guru swasta yang penting saya senang mengajarkan ilmu ke anak2...beres. Al hamdulillah, semua nilai untuk kelas putra baik ...dan lulus, namun yang putri harus ada yang tinggal, atau gagal.

Kepada anak2 ku jangan takut ama Fisika...
Fisika itu asyik, demikian kata Pak Yohanes Surya.
Fisika itu Sunnatullah, kata Febdian Rusydi.
Fisika itu Tafsir....kataku....hehehe.

Labels:

Hari Arah Kiblat

Ke arah Masjidil Haram, ke arah Ka'bah, kita menghadap dalam setiap sholat kita. Arah ini simbol penyatuan semua gerak alam semesta menuju sang Khaliq. Kita semua dari Allah dan kita semua akan kembali kepada-Nya.





Hari Senin tanggal 28 Mei 2007 jam 16:18 WIB, dan Senin tanggal 16 Juli 2007 jam 16:26 WIB, adalah Hari Arah Qiblat. Di dua hari ini kita dapat menentukan arah qiblat dengan seksama tetapi begitu mudah.

Allah SWT berfirman:





“Dan dari mana saja engkau keluar (untuk mengerjakan shalat), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram (Ka’bah), dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Ka’bah itu adalah benar dari Tuhanmu. Dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan.” ( QS. Al-Baqarah : 149 )

“ Baitullah ( Ka’bah ) adalah kiblat bagi orang-orang di dalam Masjid Al-Haram dan Masjid Al-Haram adalah kiblat bagi orang-orang yang tinggal di Tanah Haram ( Makkah ) dan Makkah adalah qiblat bagi seluruh penduduk bumi, Timur dan Barat dari umatKu” ( Hadith Riwayat Al-Baihaqi )

Dalam ajaran Islam, mengadap ke arah kiblat ( Masjidil Haram / Ka’bah ) adalah suatu tuntutan syariah di dalam melaksanakan ibadah tertentu, ia wajib dilakukan ketika hendak mengerjakan shalat dan menguburkan jenazah orang Islam, ia juga merupakan sunah ketika azan, berdoa, berzikir, membaca Al-Quran, menyembelih binatang dan sebagainya.

Berdasarkan tinjauan astronomis atau falak, terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meluruskan arah kiblat antaranya menggunakan kompas, theodolit, rasi bintang serta fenomena transit utama matahari di atas kota Mekkah yang dikenal dengan istilah Istiwa A’zam (Istiwa Utama). Di kalangan pesantren di Indonesia istilah yang cukup dikenal adalah “zawal” atau “rashdul qiblat”.

Di atas Ka’bah matahari tepat berada di titik Zenith saat Istiwa A’zam. Istiwa adalah fenomena astronomis saat posisi matahari melintasi meridian langit. Dalam penentuan waktu shalat, istiwa digunakan sebagai pertanda masuknya waktu shalat Zuhur. Pada saat tertentu di sebuah daerah dapat terjadi peristiwa
yang disebut Istiwa Utama atau ‘Istiwa A’zam’ yaitu saat posisi matahari berada tepat di titik Zenith (tepat di atas kepala) suatu lokasi.

Namun peristiwa ini hanya terjadi di daerah antara 23,5˚ Lintang Utara dan 23,5˚ Lintang Selatan. Istiwa Utama yang terjadi di kota Makkah dimanfaatkan oleh kaum Muslimin di negara-negara sekitar Arab khususnya yang berbeda waktu tidak lebih dari 5 (lima) jam untuk menentukan arah kiblat secara presisi menggunakan teknik bayangan matahari. Istiwa A’zam di Makkah terjadi dua kali dalam setahun yaitu pada tanggal 28 Mei sekitar pukul 12.18 Waktu Makkah dan 16 Juli sekitar pukul 12.26 Waktu Makkah. Fenomena Istiwa Utama terjadi akibat gerakan semu matahari yang disebut gerak tahunan matahari (musim) sebab selama bumi beredar mengelilingi matahari sumbu bumi miring 66,5˚ terhadap bidang edarnya sehingga selama setahun terlihat di bumi matahari mengalami pergeseran 23,5˚ LU sampai 23,5˚ LS. Saat nilai
azimuth matahari sama dengan nilai azimuth lintang geografis sebuah tempat maka di tempat tersebut terjadi Istiwa Utama yaitu melintasnya matahari melewati zenith. Gambar di bawah, yang mungkin untuk melihat matahari saat istiwa utama (daerah terang).





Teknik penentuan arah kiblat menggunakan Istiwa Utama sebenarnya sudah dipakai lama sejak ilmu falak berkembang di Timur Tengah. Demikian halnya di Indonesia dan beberapara negara-negara Islam yang lain juga banyak menggunakan teknik ini. Sebab teknik ini memang tidak memerlukan perhitungan yang rumit dan siapapun dapat melakukannya. Yang diperlukan hanyalah sebilah tongkat dengan panjang lebih kurang 1 meter dan diletakkan berdiri tegak di tempat yang datar dan mendapat sinar matahari. Pada tanggal dan jam saat terjadinya peristiwa Istiwa Utama tersebut simak bayangan yang terjadi.

Karena di negara kita peristiwanya terjadi pada sore hari maka arah bayangan tongkat adalah ke Timur, sedangkan arah bayangan sebaliknya yaitu yang ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang benar. Cukup sederhana dan tidak memerlukan ketrampilan khusus serta perhitungan perhitungan rumus-rumus. Jika hari itu gagal karena matahari terhalang oleh mendung maka masih diberi roleransi penentuan dilakukan pada H-1 atau H+1. Saat matahari di atas Ka’bah semua bayangan matahari mengarah ke sana. Gambar di bawah memperlihatkan semua bayangan saat matahari di atas Ka'bah.





Penentuan arah kiblat menggunakan teknik seperti ini memang hanya berlaku untuk daerah-daerah yang pada saat peristiwa Istiwa Utama dapat melihat secara langsung matahari dan untuk penentuan waktunya menggunakan konversi waktu terhadap Waktu Makkah. Sementara untuk daerah lain di mana saat itu matahari sudah terbenam misalnya wilayah Indonesia bagian Timur praktis tidak dapat menggunakan teknik ini. Sedangkan untuk sebagian wilayah Indonesia bagian Tengah barangkali masih dapat menggunakan teknik ini karena posisi matahari masih mungkin dapat terlihat. Namun demikian masih ada teknik lain yang juga menggunakan bayangan matahari untuk menentukan arah kiblat dari suatu tempat di seluruh permukaan bumi yang akan dibahas nanti pada artikel berikutnya.

Berdasarkan perhitungan astronomis menggunakan program Simulator Planetarium Starrynight diperoleh posisi matahari secara presisi saat terjadinya Istiwa Utama di Makkah tahun 2007 ini.

1. Senin:
Tanggal 28 Mei 2007 pukul 09:18:37 GMT
atau 12: 18:37 Waktu Makkah
atau 16:18:37 WIB

2. Senin:
Tanggal 16 Juli 2007 pukul 09.26 GMT
atau 12.26 Waktu Mekkah (GMT+3)
atau 16.26 WIB (GMT+7)

dengan posisi matahari berada di azimuth 294° 42.792′ dan ketinggian (altitude) 14° 37.9′. Seperti tertera pada gambar di bawah ini.





Teknik Penentuan Arah Kiblat menggunakan Istiwa Utama :
1. Tentukan lokasi masjid/mushalla/langgar atau rumah yang akan diluruskan arah kiblatnya. Sediakan tongkat lurus sepanjang 1 sampai 2 meter dan peralatan untuk memasangnya. Siapkan juga jam/arloji yang sudah dikalibrasi waktunya secara tepat dengan radio/televisi/internet.

2. Cari lokasi di samping atau di halaman masjid yang mendapatkan penyinaran matahari pada jam-jam tersebut serta memiliki permukaan tanah yang datar dan pasang tongkat secara tegak dengan bantuan pelurus berupa tali dan bandul.

3. Tepat pada saat istiwa a’zam terjadi amatilah bayangan matahari yang terjadi (toleransi +/- 2 menit). Di Indonesia peristiwa Istiwa Utama terjadi pada sore hari sehingga arah bayangan menuju ke Timur. Sedangakan bayangan yang menuju ke arah Barat agak serong ke Utara merupakan arah kiblat yang tepat.

4. Gunakan tali, tembok atau pantulan sinar matahari menggunakan cermin untuk meluruskan lokasi ini ke dalam masjid / rumah dengan menyejajarkannya terhadap arah bayangan. Tidak hanya tongkat yang dapat digunakan untuk melihat bayangan. Menara, gedung, tiang listri, tiang bendera atau benda-benda lain yang tegak. Atau dengan teknik lain misalnya bandul yang kita gantung menggunakan tali sepanjang 1 meter
maka bayangannya dapat kita gunakan untuk menentukan arah kiblat.

Sebaiknya bukan hanya masjid atau mushalla / langgar saja yang perlu diluruskan arah kiblatnya. Mungkin kiblat di rumah kita sendiri selama ini juga saat kita shalat belum tepat menghadap ke arah yang benar. Sehingga saat peristiwa tersebut ada baiknya kita juga bisa melakukan pelurusan arah kiblat di rumah masing-masing. Dan juga melakukan penentuan arah kiblat tidak mutlak harus dilakukan pada tanggal tersebut bisa saja mundur atau maju 1-2 hari karena pergeserannya relatif sedikit yaitu sekitar 1/6 derajat setiap hari.






Sumber Data:
Web Pak Toha-JAC

Sumber lain:
Web Pak Fery-ITB

Peran serta:
A' Taufiq RM

Labels:

Monday, May 21, 2007

Apa itu Fisika

Fisika (Bahasa Yunani: φυσικός (physikos), "alamiah", dan φύσις (physis), "Alam") adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.

Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai "ilmu paling mendasar", karena setiap ilmu alam lainnya (biologi, kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.

Fisika juga berkaitan erat dengan matematika. Teori fisika banyak dinyatakan dalam notasi matematis, dan matematika yang digunakan biasanya lebih rumit daripada matematika yang digunakan dalam bidang sains lainnya. Perbedaan antara fisika dan matematika adalah: fisika berkaitan dengan pemerian dunia material, sedangkan matematika berkaitan dengan pola-pola abstrak yang tak selalu berhubungan dengan dunia material. Namun, perbedaan ini tidak selalu tampak jelas. Ada wilayah luas penelitan yang beririsan antara fisika dan matematika, yakni fisika matematis, yang mengembangkan struktur matematis bagi teori-teori fisika.

[Selenjutnya...]

Labels:

Sunday, May 20, 2007

Link Fisika

Berikut kumpulan Link Fisika yang dapat saya himpun:

Lokal:
1. Fisika@Wikipedia
2. Fisika@net
3. Fisika itu Asyiik
4. Fisika@Febdian
5. Guru Fisika Stevanus
6. Jurnal Fisika
7. Kumpulan Artikel Fisika
8. Milis Fisika
9. Tim Olimpiade Fisika Indonesia

Internasional:
1. Physics@Wikipedia
2. Guide to physics on the internet
3. PhysicsWeb
4. Encyclopedia of Physics
5. Physics and Astronomy
6. Nobel Prize of Physics
7. Einstein Archives
8. Science Fair

Labels:

Saturday, May 19, 2007

Kita buka dengan Basmalah



"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1]."

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah Senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya. [+]

Labels: