Selama sekitar 7 hari berturut kita dimungkinkan dapat menentukan arah kiblat dengan mudah. Ke-7 hari itu adalah tgl 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 Juli 2007. Di tgl 13 Juli, sebagian piringan bagian selatan dari matahari telah mulai menyentuh dan akan tepat di atas titik koordinat Ka’bah pada tgl 16 Juli lalu semakin bergeser dan pada tgl 19 Juli piringan utara .
Matahari adalah bulatan bercahaya dengan appartentmean diameter 0,5 derajat dilihat dari Bumi, sehingga ketidakpastian sebesar (0,5/2) = 0,25 derajat dari titik zenith Ka'bah masih bisa diterima secara praktis. Maka pada tanggal 15,16, dan 17 Juli 2007 ini Matahari memang menempati zenith Ka'bah saat kulminasinya di Makkah, sehingga pada tanggal2 itulah waktu yang tepat untuk menentukan arah kiblat dengan akurasi tinggi.
Namun dalam rentang tanggal 13 - 19 Juli juga masih bisa diterima, mengingat tingkat kesalahannya tidak terlalu besar (tidak sampai melebih 0,5 derajat). Melalui Planetarium StarryNight Pro 5.8.3, saya berusaha melihat ke titik zenit saat matahari tepat di atas titik zenit Ka'bah (solarnoon) pada tanggal2 tersebut.
Tanggal 13 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari telah mulai menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:26 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 13 Juli 2007 jam 16:26:26 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 26 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat-sangat kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 13 Juli 2007:
Di tgl 14 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari semakin menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:33 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 14 Juli 2007 jam 16:26:33 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 33 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 14 Juli 2007:
Di tanggal 15 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari semakin ke dalam mulai menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:40waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 15 Juli 2007 jam 16:26:40WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 40 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun cukup kecil Berikut gambar Matahari saat tgl 15 Juli 2007:
Pada tanggal 16 Juli 2007 @ 16:26:46 WIB, bagian selatan dan utara piringan matahari memasuki-menyentuk-menutupi Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:46 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 16 Juli 2007 jam 16:26:46 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 46 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan akurasi cukup tinggi dan bisa dijadikan patokan Kiblat yang benar. Berikut gambar Matahari saat tgl 16 Juli 2007:
Kemudian tanggal 17 Juli 2007, piringan matahari mulai menjauhi/melintasi Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:51 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 17 Juli 2007 @ 16:26:51 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 51detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun cukup kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 17 Juli 2007:
Di tgl 18 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari telah mulai meninggalkan Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:56 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 18 Juli 2007 @16:26:56 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 56 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 18 Juli 2007:
Di tgl 19 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari telah mulai menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:27:016 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 19 Juli 2007 jam 16:27:01 WIB (jam 4 sore lebih 27 menit 01 detik). Bayang yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat² kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 19 Juli 2007:
Moment tgl 16 Juli adalah Hari Arah Kiblat setiap tahun ditunggu dan dimanfaatkan untuk membetulkan arah Kiblat dari Masjid/mushollah yang telah berdiri. Di masyarakat tidak sedikit Masjid yang arah kiblatnya kurang dan solusinya harus merubah arah Kiblat di dalamnya mengikuti penemuan terakhir yang lebih benar.
Kiblat atau juga dieja qiblat, merujuk kepada arah Ka'bah yang menjadi titik arah sembahyang bagi orang Islam. Pada mulanya, kiblat mengarah ke Baitulmaqdis atau kini Jerusalem, namun pada tahun 624 M diganti menjadi mengarah ke Ka'bah di Mekah.
Kiblat merupakan perkataan Arab yang merujuk arah apabila seseorang Muslim solat. Asalnya, mengarah ke Baitulmaqdis atau kini Jerusalem (dan dengan itu dikenali sebagai Pertama dari Dua Kiblat). Pada tahun 624 M, semasa setelah hijrah Nabi Muhammad SAW di Madinah, arah Kiblat ditukar ke arah Ka'bah, dan kekal sehingga kini.
Kiblat, merupakan titik rujukan di Bumi, ke arah Kaabah. Dalam amalan agama Islam, solat mesti menghadap ke arah Ka'bah. Perlu diingatkan bahwa seseorang Muslim tidak menyembah Ka'bahnya, sama seperti pengikut Kristen tidak menyembah gereja atau salib; Ka'bah hanya merupakan titik rujukan untuk sholat.
Kiblat menunjukkan arah terpendek ke Ka'bah. Disebabkan Bumi hampir bulat, laluan ini membentuk bulatan besar seperti laluan kapal terbang. Lokasi Ka'bah (di 21° 25' 24" N, 39° 49' 24" E) bisa ditentukan secara geometri (speris) untuk menentukan arah Kiblat di mana saja di muka Bumi ini.
Pada masa silam, Muslim yang mengembara menggunakan astrolob untuk menentukan arah Kiblat.
Kiblat penting bukan semata-mata sebagai arah sholat, tetapi juga dalam upacara harian/keagamaan. Kepala hewan yang disembelih (untuk korban mengikut kepercayaan Islam) diselaraskan dengan kiblat. Selepas meninggal dunia, seseorang Muslim dikebumikan dengan muka menghadap ke arah Kiblat.
Semua empat mazhab iaitu Hanafi, Maliki, Syafie dan Hambali bersepakat bawa menghadap kiblat adalah syarat sah sholat.
Disamping kaedah di atas,
ada kaedah lain penentuan arah kiblat.Labels: hari_kiblat