Wednesday, July 18, 2007

Istiwa A'dham 16 juli 2007

Mengulang hasil obeservasi dan singkronisasi arah kiblat masjid PPMI Assalaam pada 28 Mei 2007, maka pada Senin 16 Juli 2007 saya memanfaatkan moment langka ini untuk mengulang; apakah hasil karya anak-anak CASA pada moment awal benar2 telah akurat atau kurang.

Berdasar data yang langsung saya lihat dan praktikkan di lapangan tepat di lokasi anak2 CASA mengambilnya pada 28 Mei 2007, ternyata hasilnya sama persis. Dari hasil ini saya berkeyakinan penuh, bahwa arah kiblat yang didapat anak2 CASA awal adalah benar dan akurat.

Dengan hasil saya ini, maka arah kiblat masjid PPMI Assalaam secara resmi saya katakan lewat blog ini kurang ke utara 20deg. Berikutnya, adalah wewenang Dewan Kyai untuk menentukan; apakah akan dibuat garis baru arah kiblat atau sekedar informasi resmi ke warga PPMI Assalaam.

Berikut berita dalam bentuk gambar yang sempat saya abadikan:

Dari gambar di atas, arah kiblat masjid akan tepat bila bayangan tiang paling depan akan menutupi tiang di sebelah belakangnya, begitu dan seterusnya. Dari gambar di atas, ternyata bayangan tiang masih terlihat berada di sampingnya cukup jauh. Ini artinya arah kiblat masjid belum pas atau tepat. Dan ini sesuai hasil pengukuran yang dilakukan anak2 CASA 28 Mei 2007 dan yang saya buktikan kembali pada 16 Juli 2007.

Sebagai gambaran lebih detail, berikut saya ambilkan gambar langsung di salah satu lantai di dalam masjid PPMI Assalaam:

Gambar ini saya ambil dari atas dengan menghadap ke timur. Jadibagian atas dari gambar ini adalah sisi timurnya. Garis merah spidol adalah bayangan matahari yg mengarah ke kiblat sesuai istiwa a'dham 16 Juli 2007, sementara garis kotak lantai (tegel marmer) adalah arah kiblat masjid yang berlaku selama ini.

Labels:

Sunday, July 15, 2007

Hari² Arah Kiblat

Selama sekitar 7 hari berturut kita dimungkinkan dapat menentukan arah kiblat dengan mudah. Ke-7 hari itu adalah tgl 13, 14, 15, 16, 17, 18, dan 19 Juli 2007. Di tgl 13 Juli, sebagian piringan bagian selatan dari matahari telah mulai menyentuh dan akan tepat di atas titik koordinat Ka’bah pada tgl 16 Juli lalu semakin bergeser dan pada tgl 19 Juli piringan utara .

Matahari adalah bulatan bercahaya dengan appartentmean diameter 0,5 derajat dilihat dari Bumi, sehingga ketidakpastian sebesar (0,5/2) = 0,25 derajat dari titik zenith Ka'bah masih bisa diterima secara praktis. Maka pada tanggal 15,16, dan 17 Juli 2007 ini Matahari memang menempati zenith Ka'bah saat kulminasinya di Makkah, sehingga pada tanggal2 itulah waktu yang tepat untuk menentukan arah kiblat dengan akurasi tinggi.

Namun dalam rentang tanggal 13 - 19 Juli juga masih bisa diterima, mengingat tingkat kesalahannya tidak terlalu besar (tidak sampai melebih 0,5 derajat). Melalui Planetarium StarryNight Pro 5.8.3, saya berusaha melihat ke titik zenit saat matahari tepat di atas titik zenit Ka'bah (solarnoon) pada tanggal2 tersebut.

Tanggal 13 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari telah mulai menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:26 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 13 Juli 2007 jam 16:26:26 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 26 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat-sangat kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 13 Juli 2007:

Di tgl 14 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari semakin menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:33 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 14 Juli 2007 jam 16:26:33 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 33 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 14 Juli 2007:

Di tanggal 15 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari semakin ke dalam mulai menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:40waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 15 Juli 2007 jam 16:26:40WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 40 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun cukup kecil Berikut gambar Matahari saat tgl 15 Juli 2007:

Pada tanggal 16 Juli 2007 @ 16:26:46 WIB, bagian selatan dan utara piringan matahari memasuki-menyentuk-menutupi Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:46 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 16 Juli 2007 jam 16:26:46 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 46 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan akurasi cukup tinggi dan bisa dijadikan patokan Kiblat yang benar. Berikut gambar Matahari saat tgl 16 Juli 2007:

Kemudian tanggal 17 Juli 2007, piringan matahari mulai menjauhi/melintasi Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:51 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 17 Juli 2007 @ 16:26:51 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 51detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun cukup kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 17 Juli 2007:

Di tgl 18 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari telah mulai meninggalkan Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:26:56 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 18 Juli 2007 @16:26:56 WIB (jam 4 sore lebih 26 menit 56 detik). Bayangan yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 18 Juli 2007:

Di tgl 19 Juli 2007, bagian selatan piringan matahari telah mulai menyentuk Ka’bah tepat di tengah hari atau Solar Noon pada jam 12:27:016 waktu Setempat (waktu Ka’bah-Mekkah). Kalau kita yang tinggal di bagian barat belahan waktu Indonesia, maka momen itu akan jatuh pada tgl 19 Juli 2007 jam 16:27:01 WIB (jam 4 sore lebih 27 menit 01 detik). Bayang yang terbentuk mengarah ke Kiblat dengan kemiringan lebih ke arah utara dari Kiblat sebenarnya, namun sangat² kecil. Berikut gambar Matahari saat tgl 19 Juli 2007:

Moment tgl 16 Juli adalah Hari Arah Kiblat setiap tahun ditunggu dan dimanfaatkan untuk membetulkan arah Kiblat dari Masjid/mushollah yang telah berdiri. Di masyarakat tidak sedikit Masjid yang arah kiblatnya kurang dan solusinya harus merubah arah Kiblat di dalamnya mengikuti penemuan terakhir yang lebih benar.

Kiblat atau juga dieja qiblat, merujuk kepada arah Ka'bah yang menjadi titik arah sembahyang bagi orang Islam. Pada mulanya, kiblat mengarah ke Baitulmaqdis atau kini Jerusalem, namun pada tahun 624 M diganti menjadi mengarah ke Ka'bah di Mekah.

Kiblat merupakan perkataan Arab yang merujuk arah apabila seseorang Muslim solat. Asalnya, mengarah ke Baitulmaqdis atau kini Jerusalem (dan dengan itu dikenali sebagai Pertama dari Dua Kiblat). Pada tahun 624 M, semasa setelah hijrah Nabi Muhammad SAW di Madinah, arah Kiblat ditukar ke arah Ka'bah, dan kekal sehingga kini.

Kiblat, merupakan titik rujukan di Bumi, ke arah Kaabah. Dalam amalan agama Islam, solat mesti menghadap ke arah Ka'bah. Perlu diingatkan bahwa seseorang Muslim tidak menyembah Ka'bahnya, sama seperti pengikut Kristen tidak menyembah gereja atau salib; Ka'bah hanya merupakan titik rujukan untuk sholat.

Kiblat menunjukkan arah terpendek ke Ka'bah. Disebabkan Bumi hampir bulat, laluan ini membentuk bulatan besar seperti laluan kapal terbang. Lokasi Ka'bah (di 21° 25' 24" N, 39° 49' 24" E) bisa ditentukan secara geometri (speris) untuk menentukan arah Kiblat di mana saja di muka Bumi ini.

Pada masa silam, Muslim yang mengembara menggunakan astrolob untuk menentukan arah Kiblat.

Kiblat penting bukan semata-mata sebagai arah sholat, tetapi juga dalam upacara harian/keagamaan. Kepala hewan yang disembelih (untuk korban mengikut kepercayaan Islam) diselaraskan dengan kiblat. Selepas meninggal dunia, seseorang Muslim dikebumikan dengan muka menghadap ke arah Kiblat.

Semua empat mazhab iaitu Hanafi, Maliki, Syafie dan Hambali bersepakat bawa menghadap kiblat adalah syarat sah sholat.

Disamping kaedah di atas, ada kaedah lain penentuan arah kiblat.

Labels:

Hilal Muda Rojab 1428 H

Saya berusaha melihat hilal muda rojab 1428 H di petang tgl 13 juli 2007 namun gagal karena awan menutup pandangan di sebagian besar horizaon barat merat dari utara sampai selatan.

Labels:

Hilal Tua Jumadal Tsaniyah 1428 H

Saya berusaha melihat hilal tua jumadal tsaniyah 1428 H di pagi tgl 13 juli 2007 namun gagal karena awan menutup pandangan hingga matahari terbit diufuk timur.

Labels:

Tuesday, July 3, 2007

Tokoh Ilmu Falak


Ahmad Dahlan, K.H

Nama kecilnya Muhammad Darwis (ada literatur yang menulis Darwisy), dilahirkan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1868 Masehi bertepatan dengan tahun 1285 Hijriyah dan meninggal dunia pada tanggal 23 Februari 1923 M/ 7 Rajab 1342 H, jenazahnya dimakamkan di Karangkajen Yogyakarta.

Dalam bidang ilmu Falak ia merupakan salah satu pembaharu, yang meluruskan Arah Kiblat Masjid Agung Yogyakarta pada tahun 1897 M/1315 H. Pada saat itu masjid Agung dan masjid-masjid lainnya, letaknya ke barat lurus, tidak tepat menuju arah kiblat yang 24 derajat arah Barat Laut. Sebagai ulama yang menimba ilmu bertahun-tahun di Mekah, Dahlan mengemban amanat membenarkan setiap kekeliruan, mencerdaskan setiap kebodohan.

Dengan berbekal pengetahuan ilmu Falak atau ilmu Hisab yang dipelajari melalui K.H. Dahlan (Semarang), Kyai Termas (Jawa Timur), Kyai Shaleh Darat (Semarang), Syekh Muhammad Jamil Jambek, dan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Dahlan menghitung kepersisan arah kiblat pada setiap masjid yang melenceng. Setelah "tragedi kiblat" di Masjid Agung, ia pun mendirikan organisasi Muhammadiyah. Melalui organisasi Muhammadiyah ia mendobrak kekakuan tradisi yang memasung pemikiran Islam.

Di awal kiprahnya, ia kerap mendapat rintangan, bahkan dicap hendak mendirikan agama baru. Namun keteguhan sikapnya menyebabkan ia dicatat sebagai pelopor pembetulan arah kiblat dari semua surau dan masjid di Indonesia. Tak cuma itu reputasi yang ditorehkannya. Berdasarkan pengetahuan ilmu Falak dan Hisab yang dimilikinya, Dahlan melalui Muhammadiyah, mendasarkan awal puasa dan Syawal dengan Hisab (perhitungan).

Tokoh Falak lainnya...

Labels:

Kiai Hasan Basri Said: Pakar Falak NU


GELAR akademis yang sekarang ini dikejar-kejar banyak orang sekolahan ternyata tidak penting bagi Kiai Hasan Basri Said (71), salah seorang kiai yang hingga kini tetap setia mengamati pergerakan benda-benda langit; menggeluti disiplin keilmuan paling unik di pesantren, ilmu falak. Bagi Kiai Hasan Basri, model pendidikan yang berorientasi pada gelar itu tidak akan memberikan kebanggaan apa-apa.

Ilmu yang berorientasi pada gelar dan kelulusan tidak akan bisa dinikmati sebagai ilmu itu sendiri karena pastinya tidak akan ada inovasi; tidak ada penemuan baru. Lihat bagaimana orang sekolahan hanya berputar-putar pada pakem dan target materi yang sudah baku. Lalu lihat bagaimana para sarjana yang hanya bersibuk dengan urusan teknis: bagaimana ilmunya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghidupan, mencari dan memperbanyak uang. Bukankan seharusnya sebuah ilmu itu mandiri dan tidak goyak oleh apapun jua, apalagi sekedar uang. Biarkan ilmu itu terus berkembang untuk mencapai suatu peradaban yang setinggi-tingginya.

Dengan bangga Kiai Hasan Basri menunjukkan satu alat teropong bintang yang diciptakannya sendiri, yang mampu mengukur dan mengamati gerak gerik benda langit, juga untuk mengukur arah kiblat. Alat itu terbuat dari rangkaian pipa, termasuk pipa pengintip, dilengkapi dengan penggaris bulat, kompas, benang dan bandulan kecil.

Jika anda melihat dan coba memakai alat itu pasti kesan bahwa orang Indonesia, lebih-lebih orang pesantren, banya bisa memakai dan mengkonsumsi teknologi yang diciptakan oleh Barat itu akan hilang seketika. Sebenarnya kita bisa mencapai peradaban teknologi tinggi seperti Barat namun kita atau pemerintah kita enggan mencobanya. Kita hanya senang mengkonsumsi. Bisa dibayangkan, seharusnya kita tidak butuh waktu lama untuk merubah alat sederhana buatan Kiai hasan Basri menjadi alat modern yang terbuat dari bahan yang lebih awet. Namun proses panjang sebuah keilmuan –dalam hal ini—ilmu falak sehingga mampu menciptakan teropong bintang itu ternyata sudah terlampaui oleh orang-orang pesantren, paling tidak oleh Kiai Hasan Basri.

Maka, hal terpenting ketika seorang mengaku telah ”belajar”, kata Kiai Hasan Basri, adalah bagaimana berperan dalam masyarakat melalui ilmu yang didapat. Ini yang seharusnya dibanggakan. Jadi orang kemudian tidak sekedar mentereng hanya gara-gara bergelar tinggi tapi bagaimana ”hasil belajarnya” dapat berefek kepada dalam kehidupan masyarakat sekitarnya.

Apa boleh buat. Saat ini orang belajar hanya untuk mencari gelar. Ilmu itu sendiri tidak berarti apa-apa. Lebih-lebih disiplin keilmuan yang dikejar-kejar oleh orang-orang sekolahan hanyalah yang dibutuhkan untuk kepentingan mencari pekerjaan, bukan ilmu yang penting dikembangkan untuk mencapai peradaban tinggi. Ilmu falak atau ilmu astronomi misalnya tidak akan banyak peminat karena tidak menjanjikan pekerjaan yang mentereng, posisi terhormat, atau uang banyak.

Kiai Hasan Basri Said lahir pada 1935 di sebuah kota kecil di daerah Gresik, Jawa Timur. Sejak kecil ia belajar di satu madrasah di daerahnya. Lalu setelah merasa cukup usia ia beranjak ke pesantren Gontor Ponorogo. Di sana dia berdiam selama 6 tahun. Hasan Basri Muda pernah tiga kali menempuh pendidikan tinggi namun tidak pernah lebih dari satu semester. Ia pernah belajar di UII Yogyakarta, lalu ke Kedokteran UNAIR 1 semester, dan lalu ke kedokteran hewan Universitas Brawijaya Malang 1 semester. ”Saya nggeri kalau harus praktek dengan membedah babi,” katanya. Baginya belajar di kampus memang tidak perlu menyita waktu terlalu lama. Setelah merasa cukup mengenyam dunia kampus, ia merantau ke pulau Kalimantan.

Kiai Hasan Basri pernah menjadi sukarelawan di satu klinik yang didirikan organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) di daerah Gresik. Klinik itu ada mula-mula sebelum kemudian organisasi Islam Muhammadiyah dan yang lainnya juga mendidikan layanan kesehatan di sana. Lalu ia pindah menggeluti dunia koperasi hingga kini. Gaji yang diterimanya dari kantor koperasi lumayan untuk membiayai tiga orang anaknya yang sukarang sudah beranjak besar. Namun di tengah aktivitas apapun, satu yang tidak pernah dia lupakan adalah bahwa dia seorang pecinta ilmu falak.

Dia belajar ilmu falak sejak kecil. Ia pernah belajar kepada Kiai Romli Hasan, seorang pakar ilmu falak di daerah Gresik. Lalu ke daerah Bangil menemui Kiai Mu’thi dan belajar ilmu falak kepadanya. Namun setelah beranjak dewasa semangat untuk menggeluti ilmu falak itu entah kenapa mengendur. Semangat untuk mendalami ilmu falak itu kembali menggebu-gebu pada usianya yang ke-33 tahun, setelah mendapat dorongan dari istri tercinta Marsyadul Ilmi yang 15 tahun lebih muda darinya.

Waktu itu warga daerah setempat membutuhkan seseorang yang bisa mengukur arah kiblat. Kiai Hasan Basri seakan tidak mau tahu. Istrinya yang tahu kemampuan suaminya langsung bergumam, ” Ilmu dari Tuhan, kalau Bapak tidak manfaatkan maka bapak berdosa.” Dorongan istrinya inilah yang membuatnya bersemangat untuk terus menggeluti ilmu falak. Dia tidak ingin menyembunyikan ilmu Tuhan. Lagi pula, istrinya selalu memberikan dukungan agar Kiai Hasan Basri terus mengabdikan dirinya pada ilmu falak. ”Dia rela saya tinggal satu minggu, karena tahu bukan untuk pribadi saya,” kata Kiai Hasan Basri. Patokannya, katanya, ilmu itu tidak untuk dijual, jadi bisa dinikmati dan terus digeluti.

Maroji': Tokoh NU.

Labels:

Sunday, July 1, 2007

Astro Event Juli 2007

Beberapa Event Astronomi yg menarik kita amati di bulan Juli ini:

Sabtu, 7 Juli 2007
Earth at Aphelion @ 07:00 WIB

Saat bumi berada pada titik paling jauh terhadap matahari untuk tahun ini. Jaraknya kali ini sebesar 152.097.053 km. Peristiwa ini sekaligus memberikan jawaban atas pendapat umum yang mengatakan bahwa perubahan musim terjadi akibat perubahan jarak bumi ke matahari karena faktanya perubahan musim hanya disebabkan oleh posisi sumbu bumi terhadap matahari.

Jumat, 7 Juli 2007
Last Quarter Moon @ 19:54 WIB (Geosentris)

Malam ini bulan pada fase Kuartal Akhir, terbit pada tengah malam dan terlihat hanya separo untuk belahan sisi Timur. Merupakan saat terbaik untuk mengamati kawah-kawah di permukaannya. Gunakan binokuler 7x35 atau lebih untuk melihatnya. Teleskop merupakan pilihan terbaik untuk pengamatan. Saat matahari telah terbitpun bulan masih terlihat menggantung dilangit.

Selasa, 10 Juli 2007
Moon Perigee @ 04:39WIB (Geosentris)

Hari ini bulan pada posisi terdekat dengan bumi ( 368.533 km )

Rabu, 11 Juli 2007

Bulan - Pleiades @ 03:30 WIB

Pagi ini di Langit Timur bulan sabit tua berada bersebelahan dengan Gugus Pleiades atau sering disebut Seven Sisters (Jw: Kemukus) pada jarak hanya sekitar 1° di sebelah kiri-bawah.

Sabtu, 14 Juli 2007
Venus Greatest Brilliant @ 18:00 WIB (Geosentris)

Sore ini di Langit Barat setelah matahari terbenam, planet venus akan berada pada kecerlangan maksimumnya pada magnitudo -4,47. Planet Venus sering disebut sebagai "bintang Kejora" seperti syair; ... nampak sebuah lebih terang cahayanya... itulah bintangku... bintang Kejora yang indah selalu... Ya, memang indah menyaksikan "bintang" yang satu ini .. maka jangan lewatkan.

Sabtu, 14 Juli 2007
New Moon @ 19:05 WIB (Geosentris)

Bulan Baru kali ini merupakan akhir bulan Jumadil Akhir 1428 H sekaligus mengawali bulan Rajab 1428 H. Bulan baru kali ini mengawali lunasi ke 1046.

Minggu, 15 Juli 2007
Rukyatul Hilal - Rajab 1428 Hijriyah @ sunset (Club Event)

Sore ini merupakan saat pelaksanaan rukyatul hilal untuk menentukan awal bulan Rajab 1428 Hijriyah. Seperti biasanya CASA akan menurunkan Tim Rukyat untuk mencoba memburu hilal bulan ini. Sore ini merupakan hari ke-2 pasca ijtimak sehingga ketinggian hilal saat sunset sebesar 10°3' angka ketinggian di atas limit Danjon yang memungkinkan hilal dapat dilihat. Sementara pada hari ijtimak (14/07) ketinggian hilal masih minus (-2°31') sehingga mustahil dilakukan rukyat.

Selasa, 17 Juli 2007
Moon - Saturn - Venus & Regulus Ocultation @ 18:00 WIB

Sore ini di Langit Barat terlihat bulan sabit muda yang masih berusia 3 hari berkumpul dengan planet Venus (yang paling terang) dan Saturnus di bawahnya serta bintang Regulus yang mengalami okultasi (tertutup bulan) yang baru akan tampak pada 18:33 WIB di bawah bulan.

Minggu, 22 Juli 2007
First Quarter Moon, 13:29 WIB (Geosentris)

Malam ini bulan pada fase Kuartal Awal, terlihat separo persis untuk belahan sisi Barat, dan merupakan saat terbaik untuk mengamati kawah-kawah di permukaannya. Gunakan binokuler 7x35 atau lebih untuk melihatnya. Teleskop merupakan pilihan terbaik untuk pengamatan detil kawah. Sebelum matahari terbenam bulan sudah terlihat menggantung di atas langit.

Sabtu, 28 Juli 2007
Southern Delta Aquarids Meteor Shower @ 21:00 WIB - 05:00 WIB

Southern Delta Aquarids (SDA) adalah meteor shower yang dapat diamati mulai pertengahan Juli hingga pertenghahan Agustus dan mencapai puncaknya pada 28/29 Juli. Asal muasal shower ini masih belum diketahui namun diduga berasal dari reruntuhan komet 96P/Machholz-2. Saat puncaknya shower ini dapat menghasilkan sampai 20 meteor tiap jam. Tahun ini kenampakan shower bakal terganggu oleh benderangnya cahaya bulan yang mendekati fase purnama. Tapi siapa tahu kita akan mendapatkan fireball yang jauh lebih terang dari sinar bulan itu. Saat terbaik untuk pengamatan adalah pagi menjelang Subuh saat bulan sudah terbenam sampai sebelum fajar tiba.

Event Astro Juli 2007 selengkapnya.

Labels:

Mengawali TP Baru

Mengawali Tahun Pelajara baru bagi saya di setiap tanggal 1 Juli. Hari ini kebetulan bersamaan dengan Tes Seleksi Penerimaan Santri Baru PPMI Assalaam gelombang II, saya mendapatkan tugas untukmenghadiri Silaturrahmi di Semarang.

Sebenarnya saya secara resmi pembimbing konsul OSKY, namun sepertinya OSKY memilihi acara di saat IdulFitri nanti. Ke Semarang karena memang saya yang mendirikan-memberi nama konsul Semarang dan Salatiga ini di sekitar tahun 1988-an. Namanya ISADA SEMASA = Ikatan Santri Daerah Semarang-Salatiga. Jadi saya pernah jadi anggota, lalu jadi ketua konsul lalu pembimbing konsuldan hari ini menjadi undangan konsul.

Sepulang dari Semarang saya mampir ke rumah untuk sungkemke Ibunda. Namun sayang saat saya tiba di rumah, Ibu sedang tidak ada di tempat, katanya sedang pengajian di rumah tetangga yang aku juga tidak inginmengganggu. Keperluanku lainnya adalah mengambil al-qur'an dengan terjemah bahasa Jawa. Sementara yg terjemah bahasa Belanda saya tinggal di rumah.

Labels: